Kamis, 09 Desember 2010

Pink membisu (puisi)

“ PINK MEMBISU ”
Untuk 26 yang ABSTRAK

Apa itu warna???....
Maaf ku pudarkan
Tombak yang tajam….
Apakah bisa melukai???...
Sebernarnya sakit…

Setiap warna bisa berubah
Akankah menjadi abu-abu???...
Ataukah hitam???...
Tapi… pink adalah pink…
Pink itu buta…..

Ia tetap membatu…
Dan… mungkin mejadi hitam
Hitam yang menyakitkan
Bisu itu… “AKU”….

HILANG (puisi)

HILANG
Untuk cahaya 09.10
(‘10/09”01”)

Jangan pergi…..
Kembali…. Kembali…..

Ku bergetar..
Kekosongan muncul..
“PAHITKAH????”
Sembuhkan ini..

Cepat pulaang…..
Jangan tinggalkan angan..

Semua….. berdiri~~
Merunduk~
Jangan biarkan …
Mata berkilau…
KEMBALILAH…….

siapa dia???

PROLOG
Seperti sebagian anak-anak sekolahan lainya yang mulai beranjak dewasa. Seperti biasa “aku” sibuk memikirka tugas-tugas sekolah yang harus ku kerjakan untuk membantu nilai rapor ku. Tapi sebelumnya maaf aku belum memperkenalkan nama. Teman-teman disekolah biasa memanggilku dengan nama panggilan “Yaya”, memang cukup aneh untuk di dengar, sebenarnya nama lengkapku adalah Septia Indriani Permata, entah… aku tak tahu asala usulnya mereka memanggilku dengan nama yang berbeda dari nama pemberian orang tua ku, padahal yang aku tahu kalau mau ganti nama harus potong kambing dulu,hehehe…
Kegiatan sehari-hariku sebenarnya nggak begitu sibuk, karena aku memutuskan untuk keluar dari beberapa exschool dan menolak beberapa pertandingan dengan alasan yang cukup buat aku, alasan apa lagi selain aku harus berkonsentrasi untuk menghadapi ujian semerter pertamaku di SMA ini
“Buukk….!!!!!!” Locha memukul mejaku, membuatku tersentak sadar dari lamunan yang belum di kertahui kejelasannya.
“woii..ngelamun terus”
sambungnya setelah memukul mejaku seakan dia tidak berdosa. Aku terdiam sejenak dan menjawab
“iya…. Iya…. Sorry….sorry….”
sambil menahan sedikin kesalku aku mencoba menjawab dengan sedikit lembut.
“hari gini.. masih ngelamun?........ kenapa ada masalah apa? Cerita dong… dari pada ngelamun terus, mendingan kita ngelamunin nasib kita……”.
Aku melongo mendengarkan kata-kata yang sok dewasa tapi nggak jelas gitu.
“nasib apa??....” tanya ku, padhal emang tahu maksudnya. Cuma mencoba menegaskan malu bertanya mampet di kepala, hehehe..

Locha mengernyitkan dahi dengan tampang “oh my god”….
“ oh iya… iya ngerti …ngerti…. Maksudnya nasib lo yang first love sama Rendi kan, alah masih kecil udah mikir yang kayak gituan….”
Kata ku polos merasa yang ku jawab itu benar, lagian yang dia maksud itu Rendi, aku juga nggak begitu tahu karena eh karena Locha itu orangnya aneh banget. Kadang-kadang dia cerita tentang Rendi tetangganya yang di Jambi, kadamg-kadang ceritaRendi di Indonesian Idol yah walaupun aku nggak tahu yang mana namanya Rendi di Indonesian Idol itu, aku Cuma bilang tahu.. tahu.. ajah. Eh ada satu lagi Rendi, yang kalau nggak salah namanya Rendi Pangelila yang artis itu. Ah nggak tahu ah ribet… ..
“ eh pleaseeee deh……. Walaupun gue super super cinta banget yang namanya Rendi tapi gue nggak masukin tema pembicaraan kita ke sana……..” jawab Locha dengan sedikit kesal.
Aku menatapnya denagn pandanagan kosong dengan wajah ala detective mmmmmm…… kenapa sih jadi lola (loading lama) kayak Pentium tiga aja.
“oh… iya… sorry…. Sorry….. sob…”, lagi-lagi kata sorry yang harus diucapkan.
“iya deh nggak papa……”, jawabya dengan nada sedang
“maksud gue tadi, lo jangan ngelamun terus bentar lagi kita kan mau ujian semester, so,,,, gue fikir kita focus ke beljar aja dulu…. Kalau ada masalah lo kan bisa cerita sama gue….”, sambung Locha,
Yang menurut aku selama aku hidup baru kali ini aku mendengar lantunan kata-kata dewasa coba dari dlu dia kayak gini, apa sikapnya yang sok dewasa itu menandakan bahwa kiamat sudah dekat, owh my god…… teriakku dalam hati, untung nggak ngeluarin sifat ala lebayku.
Greeeeeeekkk…….!!!!!! Pintu di buka perlahan-lahan, terlihat seorang gadis manis memakai kerudung putih, umurnya tepat dibawah umurku satu tahun.
“Assalamualaikum……..”
Rizqha mengucapakan salam dengan seringai manisnya.
Rizqha adalah sahabatku yang paling muda. Dia leih suka bermain dengan kakak-kakak kelas dari pada dengan teman-teman sebayannya. Walaupun tampangnya kalem gitu, tapi tetap aja yang namanya Rizqha diem-diem punya pacar monyetjuga, eh…. Maksudnya cinta monyet. Hehehe…
Rizqha itu sebenarnay tak tahu apa-apa tentang diriku. Dia tak tahu kalau pacaranya itu dulu juga suka suka sama aku. Aku sama sekali nggak terlalu mementingkan yang namanya pacarandengan umurku yang masih begitu belia. Walaupun kayak gitu aku kan cuek-cuek mahal, Grrrrrr…. Hehehe… sorry narsisan dikit lebay deh lebay…
Aku dan Rizqha itu sebenarnya tak begitu dekat , tapi aku mencoba memahamisi setiap kehidupan manusia yang ada di kehidupan aku.
“kak…. Kakak….!???” Dengan nada yang agak tinggi dia langsung menyerobot masuk ke dalam kelas tanpa babibubebo.
“mmmmmmm kenapa qha??” Tanya ku dengan santainya dengan menunjukkan wajah seserius mungkin padahal sebenarnya sih enggak juga… biasa-biasa aja tuh…
“ini kak… Rizqha ikutan kursus bahasa inggris….”
Teriaaknya Rizqha dengan sesesmangat mungkin, tapi tetap aja nggak ada respon dari kami (warning: orang lebay dilarang ikutan lebay :p ). Wajah Rizqha semakin lama semakin meneduh menunjukkan luka tipis di hatinya. Namun, senyuman tipis masih tetap menyeringai di wajahnya.
“owh… gitu…. “ bisiknya dalam sepoi sepoi angin siang membuat suaranya tak begitu terdengar oleh kami.
“teeeeet…….” Suara bel sekolah mengejutkanku hingga jantungku melompat tanpa batas (menurutku)
“masuuuk…..!!!!” seru locha dan Rizqha dengan heboh seolah-olah memenangkan suatu undian. Sambil sedikiut melangkahkan kaki, aku masih terhanyut karena terkejut oleh bel sekolah. ”oke… masuk” aku baru merespon dengan singkat.


SIAPA DIA????
(Septia)

“KRIIIING…….” Alarm hand phone dengan nada klasik, bagiku nada itu enggak terlalu ribet seperti lagu-lagu band yang ada pada waktu itu, seperti “Kucing Garong….” Uuupzzzz… salah … lagu Kucing Garong? Owh iyya… itu lagu dangdut hehehe,,,, lupa.
Aku terlompat dari tempat tidur denangan gaya hansip yang celinguk-celingukan nguber-nguber maling.
“aduh…. Kurang hajar, lagi mimpi asyik-asyik…. Gue kirain maling…. Uh….”
Gerutuku dalam hati sambil mengusap-usapkan muka selayknya orang yang baru bangun tidur. Aku turun dari tampat tidur dengan nyawa yang masih lima watt.
Kedebuuuuk…….. “awh….sialan sesuatu benda menyandung kakiku……. Mmmmmm…. Ternyata mata kakinya masih tidur, wajar kalau kesandung. Seharusnya setelah bangun tidur harus bangunin dulu, biar sama-sama bangun. Sambil memulihkan untuk berdiri, terlihat sesosok manusia berwujud laki-laki membawa seember air di tangannya.
“untuk apaan tuh kak???.....” tanyaku denagn wajah polos. Terlihat matanya yang merah dan bertanduk setelah aku melontarkan kata-kata sekan tak bersalah, emang sebenarnay aku nggak bersalah….. dasar kakak aja yang sotoy sok-sok an bawa air satu ember.
“pasti mau nyiram aku…”, serinagi hatiku berbicara dengan lantang seperti orang yang membacakan sumpah pemuda setiap tanggalk 28 Oktober.
“eh.,. Ya… kenaopa bangun???....” Tanya kak Tio sambil berapi-api.
Kak Tio adalah supupuku yang tertua. Beberapa minggu ini dia sengaja tinggal di rumahku karena beberapa sebab:
1. Orang tuaku lagi pergi keluar kota
2. Kak Tio lagi study banding ke sekolah yang ada di Jakarta
3. Kak Tio mau lihat tingkah aku selama di rumah karena dia nggak suka kalau adik sepupunya pacaran.
4. Kak Tio pengen punya adik perempuan tapi nggak kesampaian, jadi menurutnya aku tuh bikin geregetan makanya dia betah di Jakarta.
Kalau dilihat-lihat anehg juga sebab-sebab kak Tio mau tinggal dirumahku, karena yang aku tahu Kak Tio tinggal di Jakarta Cuma mau study banding sementara yang diadakan oleh sekolah kak Tio yang ada di Bandung.
“gue padahal senang banget kalau lihat lo masih tidur…… pengen banget rasanya nyiram adikku yang tercinta ini….!” Sambung kak Tio lagi denagn nada lebay, padahal di hatinya kebalik antara bumi dan langit.
“ah… nggak di kasih tahu juga udah tahu……” jawabku dengan nada jutex.
“gue kan punya indera ke delapan…..”
“gitu ya,,,,, kalau punya indera ke delapan yang duanya lagi kemana????”., Tanya kak Tio sambil nyengir-nyengir kuda menunjukkan senyum pepsodent ala seleb, maklum model…….
“yang duanya lagi gue simpan di lemari, kalu di bawa-bawa ntar lo ambil, lo kan nggak modal….” Aku menjawab dengan asal-asalan, sambil memperlihatkan muka manyun dengan kode kesal menjawab semua pertanyaan kak Tio yang aneh-aneh, memang sedikit nyolot tapi pasti.
“eh.. iyya-iyya jangan nangissss,,,” jawab kak Tio dengan kata-kata mengalah, tapi menurutku itu bukan mengalah tapi pasrah. Melihat tingkah laku ku yang super aneh namun menggemaskan. Kemudian ia mengusap-usapkan kepalaku selayaknya kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Kemudian kak Tio kembali ke halaman belakang rumah dengan membawa ember yang tadi di bawanya.
Aku kembali melanjutkan kesibukanku, yanmg tidak begitu sibuk, berjalan membawa handuk menuju kamar mandi. Tiba-tiba terdengar suara nada dering hand phone.
“iya bentar-bentar…..!!!!!”
Aku berteriak dari dlam kamar mandi sekeras mungkin, tapi aku tahu sebenarnya orang yang lagi calling aku nggak akan tahu apa yang aku katakan.
“teriak-teriak aja terus orangnya kaga’ bakal denger….!!!!!”, teriak seorang manusia berasal dari dalam rumah tetangga yang tak tahu asal usulnya.
“jangan sotoy uiii…… siapa lo nganggu urusan orang….!!!, dasar sotoy…” sahutku dengan kesal.
“haloo… Ya gue hari ini kerumah lo ya bikin tugas kelompok, bahan-bahannya udah gue cari kok, tiggal di edit aja….. boleh ea boleh…. Pleaseee???” suara permohonan seseorang di dalam hand phone itu ternyata Locha, dia tahu kalau dirumahku banyak makanan dan dia juga nggak mau kehilangan kesempatan untuk cari perhatian kak Tio.
“mmmmm….. ya okelah kalau begitu….. tenang aja…. Ntar gue siapin makanan kesukaan lo…”
“oke… sip.. bye…”, suara locha kenudian terputus.
Aku kembali lagi kekamar mandi untuk melanjutkan misi di dalam kamar mandi….. yang pastinya mandi.
Setelah aku menyelesaikan misiku di kamar mandi, aku merasakan ada sesuatu yang lupa.
“owh iyah baju ku ketinggalan diluar…. Udah kering belum ya??”, tak sadar kali ini aku berbicara sendiri lagi.
Salah satu kebiasaan yang sulit dihilangkan bagiku yaitu menjemur pakaian di luar lantai atas karena memang cukup efisien, selain lebih cepat kering juga tempatnya paling dekat dari kamarku. Aku keluar dari kamar dengan tingkah ala detective mengintip keadaan diluar supaya nggak ketahuan kalau ada cewek yang keluar Cuma menggunakan sehlai handuk. Setelah mengetahui bahwa suasananya sudah cukup aman. Aku langsung keluar dengan langkah seribu. Akhirnya tangan-tangan ku berhasil mraih baju-baju yang kering, ketika baru setengah perjalananmenuju kam,ar kembali.
“cuit….cuit….” suara siulan cowok menghentikan langkahnya. Aku mencoba melangkahkan badan dan mencari sumber suara itu berasal. Sambil melihat kiri kanan, depan belakang.
“huh….. ternyata nggak ada orang…… tapi siapa yang siul??.... nggak mungkin pagi-pagi gini ada hantu, h masa ia ada hantu yang suka sama aku…… hih ada-ada aja……”
Aku berlari ke kamar dengan nafas yang terengah-engah….. menunda kebengongan yang mungkin akan dilakukan, sekaligus cepat-cepat memakai baju. Sepintas rasa penasaran berkeliling di kepalaku, tetapi rasa ketukan pintu meredakan rasa penasaran.
“tok…tok…tok……”
“ya… ni gue Locha…”
Locha menyebutkan namanya dengan suara yang pelan, ternyata karena kak Tio sedang ketiduran dii ruang TV.
“cha…. Lo bisa siul…” aku bertanya dengan penuh penasaran.
“ea… nggak lah gue kan cewek tulen gitu loh…”, seperti biasa dia Cuma biasa bilang ketulenannya itu dibandingkan yang lain. Aku Cuma bisa terdiam sejenak, memikirkan hal-hal yang aneh, tapi nyata.
Angin pagi bertiup dari jendela kamar yang terbuka, Membelai denagn lembut rambut-rambutnya. Wajahku menatapku dengan pandangan aneh. Mungkin dia berfikir ada masalah yang besar untuk dihadapi olehku, keheningan datang tanpa di undang.
“ ada apa sih Ya….??”
“nggak… nggak ada apa-apa…”
“ya udah kalau gitu, lo ganti baju situ….”
“iyah…”
Hening._

  

“udah pakai bajunya….” Locha berbasa basi
“sepoerti yang lo lihat sendiri…”
“Bikin tugas yuk….”
“ok….”
“nih…. Tugasnya…”
“yupzzz…”
Suasana menjadi serius dan hening.
Beberapa menit kemudian:
“yes selesai…”
“Alhamdulillah….”
“saatnya makan…..!!!!!” locha berteriak melepaskan suasana hening. Tiba-tiba, “pluuuuk…..” segenggam kertas berisi tulisan

"woyyyy... jngan RIBUUTTT..."


Melihat selembar kertas itu, kami berdua saling bertatapan mengingat kejadian tadi pagi, serasa ada yang aneh dengan tetangga sebelah. Nggak biasanya tetangga ku jadi bertingkah aneh seperti itu, rasanya nggak mungkin kalau tetangga aku itu gila atau setres, kemarinkan dia datang ke rumah dengan keadaan sehat wal afiat. Perasaanku saat ini dikejar-kejar oleh rasa penasaran atau mungkin hanya sebatas kekesalan yang dari tadi pagi hingga sekarang. Wajah locha pun penuh tanda Tanya.
“siapa sih Ya…. Iseng banget….”
“nggak tahu ah…. Biarin aja….”
“siapa…. Siapa… ayo….???!!”
“mana gue tau,,,, Tanya sendiri sama orangnya…”
Kesal memang ada di perasaanku saat ini, tapi ya… sudahlah, seringaiku dalam hati tetap saja bicara. Mungkin aja ada orang ngefans banget tuh sama aku hehehe… upzz gee r…



Locha selesai mengunyah-ngunyah cookies yang berada dimulutnya yang mungil. Tanpa ada rasa ogah-ogahan atau yang disebut malu, ia langsung menyerobot dua bungkus cookies dan segelas ice tea. Dia nggak ada rasa malu sedikit pun untuk menghabis-habiskan makanan hingga dia puas, mumpung nggak ada kak Tio, kalau ada pasti malu banget, soalnya Locha naksir sama kakak sepupuku yang lumayan itu….
Aku hanya menggeleng dengan tingkah locha yang super aneh itu dan kemudian pandangaku tertuju ke dalam rruang TV, ternyata kak Tio sedang tidur di sofa kesayangannya yang selalu di puji-puji ketika baru pertama kali melihatnya, tapi sayangnya dia bernyanyi dengan nyanyiannya yang unik… maksudnya mendengkur…., kalau ketahuan sama Locha dia pasti bakal nggak jadi naksir sama kak Tio, tapi emang handsome siih,,,,, aku aja muji,,, apa lagi Locha…
“eh…. Yaa….”
Locha datang dengan muka puas karena sudah menghabiskan semua cookies yang ada di meja.
“kenapa lu…”
“boring ni… kalau udah kenyang pasti bawaannya ngantuk….gue punya ide, biar nggak boring gimana kalau kiat main badminton aja, halaman rumah lo lumayan luas tuh……”
“ok… sip… gue cari peralatannya dulu ea…”
Aku pergi ke gudang mencari peralatan yang udah lama tersimpan. Semuanya masih seperti yang dulu, walaupun debu-debu udah menghiasinya setebal tiga sentimeter, tapi masih lumayan di gunakan. Dari pada nggak ada sama sekali…. Enakan yang ada….
“Yaaaaa…. Cepetan ……” panggil locha dari halaman rumah
“bentar… bentar…., udah dapet ni alat-alatnya…”
“yo,,,i… gue udah dapat tempat yang strategis nih buat kita main…”
Selesai Locha mengucapkan kata-katanya aku sudah berada di depannya, maklum udah belajar jurus andalan dari Gatot Kacha dengan jurus kilat ku…. Wajar kan…
Semua peralatan telah di pasang kini saatnya aku mengambil ancang-ancang servis… aku nggak mau kalah dengan etlet kelas kecamatan.
“ancang-ancang siap 1…2…3…”
Syuuuuut…… hasil servisku di tangkis oleh Locha dan menukik ke tanah….
“hah….????”, sambil pasang muka bengong, ternyata eh ternyata atlet Indonesia Maria Crhistien dikalahkan oleh atlet kelas kecamatan…. Nggak mungkin….???
“Septia….. kali ini gue yang servis….”
“tenang aja hasil servisan lo pasti dengan mudah gue tangkap”
“lo buktiin…..”
Kali ini Locha yang bersiap-siap berada pada posisi servis. Dengan gaya-gaya ala atlet kecamatannya dia mulai memukul bola sekencang mungkin. Septia dengan mudah berhasil menangkap bola, namun nasib buruk datang, karena terlalu bersemangat menangkap bolanya…. Tiba-tiba….buukkk…
“adaw….!!? Siapa yang punya bola ini woy…??”
“so… sorry…. Maaf gue nggak sengaja… tadi gue mukul bolanya kekencangan, sorry… lo nggak apa-apa kan..??”
Tiba-tiba suara menjadi hening. Tak ada jawaban dari lelaki itu…. Dan secara tiba-tiba laki-laki itu menjawab.
“ia gue maafin lain kali hati-hati ya…” jawab laki-laki itu dengan hangat….. suara laki-laki itu sama persis dengan orang menganggunya tadi pagi, kemudian bola badminton melantun ke hadapan ku ….
“siapa Ya…??, tetangga lo baik beruntung banget lo punya tetangga ramah…. Eh … tapi ngomong-ngomong baru kali ini gue denger suaranya dia?... dia orang baru Ya? Lo kenal ama dia???”

Jumat, 03 Desember 2010

~~JUJUR~~
Dalam karya sudut 09.15
(‘10/09”01”)

Kau luapkan uap ….
Yang terperangkap
Sekarang bertebaran…
Tapi… menabjubkan.

Memiliki arti…
Tebarkan gundah….
“pedih”
“sakit”
“bahagia…”
Semua yang kau punya…

KALUARKAN…..
Harapanmu……
Tercapai…..

MATA ITU (PUISI)

Ô MATA ITU Ô

Dalam karya kilau 20.00
( ‘10/08”26”)

Apa …?
Kenpa…?
Siapa…?
_______sebuah pertanyaan…

Bius itu…
Pandangan itu…
Tolong alihkan…
Jangan lihat aku..
Apa tujuan?
Adakah maksud?

Alihkan…
Alihkan…

JENDELA MURKA

“ JENDELA MURKA “
Untuk 08.10 (‘10/08”26”) si kelabu’07-‘10

Sinar masuk…..
Terang, berwarna, gelap….
Terang membuka mata
Warna yang membuktikan
Gelap menutup sang surya

Jangan buka jendela itu….
Tutup….. tutup…… tutup….
Jangan biarkan membawa api
HANCUR KAU….!!!!
Jendela telah terbuka…

Panah itu ku balas….
Samurai itu ku patahkan…
Tombak itu ku berikan pada mu…
KAU TERBAKAR…!!!!!
Ha…. Ha…. Ha….
Jangan membuat sang DEWI murka…
Murka yang penuh warna…

Kamis, 11 November 2010

MISSED IT
Terdengar segerombolan langkah kaki dari depan gerbang sekolah tetapi seorang gadis separuh baya hanya menatap dengan pandanmgan kosong kearah mereka. Di dalam senyap-senyap angin pagi bertiup terdengar kata-kata “Mengapa……. Aku….. tak seperti mereka..??” hening mengikat tubuh Raisha yang akrab di panggil cha cha oleh teman-temannya. Memang “cha cha” tidak seceria namanya. Gadis itu selalu berandai-andai ingin menjadi seperti teman-temannya yang selalu bebas melakukan apa yang bisa dilakukan seperti mencontek, stylish dan yang selalu usil kepada dirinya. Cha cha memang tak seperti teman-temannya yang tertutup dan selalu ditemani oleh diary book dan eye glass yang unik.
Bruuuuuukkk……!!! Suara dari sesuatu yang tertabrak. “cha cha……. Kalau jalan liat-liat dong….!!! Mata lu tuh dimana sih? Udah habis ya dimakan sama buku…” cetus Lira dengan spontanitas tinggi. “hahahahahah……!!!!” tawa teman-temannya menyeringai di telinga cha cha. Cha cha mencoba meraba-raba kaca matanya yang hilang.”aduh kaciaann….rusak yah kaca matanya??” Bibir lira menari lagi.Tanpa banyak tingkah cha cha langsung lari menuju toilet perempuan. Di depan kaca ia menatap kesal wajahnya, tanpa sadar dari selah-selah matanya telah diselimuti air mata tanpa dosa. “ya Tuhan bantu aku, kuatkan diriku….” Suara cha cha tertahan oleh air matanya. “I miss you my Got… I miss you… I need someone who understanding me……!!!!!” tanpa sadar dia telah melontarkan bahasa inggrisnya.
Semua teman-temannya tak tahu kalau sebenarnya cha cha adalah seorang anak dari penguha sukses di Australi yang super sibuk…. Sehingga dengan anaknya sendiri tidak pernah bertemu selama tiga tahun.
Cha cha keluar mencoba keluar dari toilet ketika merasa dirinya telah sedikit sabar. Tiba-tiba terdengar suara hand phone berbunyi dengan nada dering Kotak band yang berjudul HILANG, kemudian ia mengangkat hand phone-nya. “pasti mama..” bisiknya dalam hati. “Hallo…..???” ucapnya dengan nada sedang sambil berlari menuju kelas “Hallo juga..” kata si penelpon yang belum jelas asal usulnya. “siapa yah??...” Tanyanya sambil masuk ke ruang kelas yang sepi entah kemana semua orang yang ada di kelas itu, termasuk gurunya yang ada di ,mata pelajaran Biologi itu, “kemana mereka semua??” tanyanya dalam hati. “ini Raisha khan???....” suara itu mulai lagi cowok bertanya dengan nada yang akrab. “Raisha?? Siapa Raisha???...” cha cha lupa dengan namanya sendiri dalam beberapa detik kemudian baru menyadari bahwa itu namanya sendiri. ”mmmmmm…… masih ada juga ya orang yang enggak kenal dengan namanya sendiri…. Udah ganti nama sOb….????” Nada akrab itu mulai lagi mendengung di telinganya. “tuuut….tuut…tut….” telphon itu terputus.
Tiba-tiba datang bu susi guru biologi cha cha. “teman-teman pada kemana bu?...” Tanya cha cha dengan polos. “owh… teman-teman kamu yang bandel itu ibu jemur di lapangan karena kompak enggak buat pr satu kelas….” Jawab bu susi sambil bertanya lagi “kamu sudah mengerjakan pr yang ibu beri sha?..”. jawab cha cha denagn santun “sudah bu… sudah”. “bagus kamu… untuk kamu ibu akan beri nilai plus..” kata bu susi sambil tersenyum, lalu tiba-tiba pergi tanpa rasa bersalah. Cha cha bengong sejenak “truzz.. ngapain aku disini sendirian nggak jelas…?” Tanya cha cha kepada dirinya sendiri, berharap da yang menjawab.
Hand phone cha cha berdering lagi “siapa lagi ini??” bisik cha cha. “hallo sayang… apa kabar anaku yang tercinta” mama cha cha berbicara dengan nada lebay berusaha menghibur cha cha tetapi malah membuat risih cha cha. “baik ma… mama tumben nelphon..” Tanya cha cha yang seharusnya bersyukur karena jarang berkomunikasi denagn orang tuanya. “mama Cuma mau menanyakan kabar kamu aja kok…” kata terakhirnya. “tut…tuut….tuuut…” telphon pun putus dan suara mama cha cha menghilang dari telinganya. “mama..mama… hallo… kenapa sih semua orang ini????” Tanya seringainya dalam hati.
Semua hal-hal aneh di sekolah berakhir dengan berbunyinya bel sekolah. Cha cha keluar dari sekolah dengan langkah ogah ogahan. Tiba-tiba dia melihat sesosok laki-laki setengah baya datang menghampiri dengan seorang perempuan. “hai sob….” Katanya dengan akrab. “saatnya kita pergi ke dokter teman….” Sambungnya lagi. “ke dokter kenapa? Emangnya siapa yang sakit? Ke dokter mana?? Emangnya kalian siapa aku?.....” jawab cha cha dengan seribu pertanyaan. “ntar cha kita jelasin… ceritanya panjang cha….” Sambung si perempuan separuh baya itu. Sambil memegang pundak cha cha laki-laki itu mengatakan dengan nada yang tidak begitu jelas “maafkan aku… sha” kemudian disambunganya lagi “ ya udah yuk masuk ke mobil….” Ucapnya sambil tersenyum. “iya..iya..” jawab cha cha ragu.
Mungkin tak bisa di ungkapkan dengan nalar ternyata cha cha terkena amnesia jangka pendek karena terlalu banyak memedam emosi terhadap banyak masalah yang tak bisa di hadapinya. Setelah cha cha diperiksa ke dokter spesialis cha cha di antar pulang selamat tinggal. Tapi kenapa lelaki itu begitu baik dan perhatian membingungkan buat cha cha karena ingatannya belum pulih. “sha istirahat ya jangan terlalu lelah……” katanya penuh perhatian dan senyuman lembut.
Tiga bulan telah berlalu ingatan cha cha lama-lama sedikit demi sedikit pulih.
Pada hari minggu pagi sekitar pukul 08.00 pagi laki-laki itu muncul kembali membangunkan cha-cha. Dari jendela kamar cha cha terlihat sesosok laki-laki itu lagi “pagi shaa…” sapanya dengan ramah. “iya pagi….” Sambil mengusap-usap mukanya dan mencoba berkonsentrasi. Cha cha keluar dari kamar dan membukakan pintu “ayo masuk…” jawabnya polos… laki-laki itu membawa sesuatu di genggaman tangannya. “apa itu?....” Tanya cha cha penuh penasaran. Lelaki itu menunjukkan sebuah photo ganis manis berambut panjang terurai dengan senyumnya yang khas. “siapa ini??” Tanya cha cha polos.”ini kamu sha..” jawabnya sambil menatap cha cha dengan polos. Kemudian lelaki itu melepaskan kaca mata cha cha dengan perlahan dan membuka dengan lembut rambut kusut cha cha yang di kucir.
“sha sebenarnya kamu sahabat terbaik aku dari aku masih kecil…. Tapi aku yang merusak persahabatan kita. Sebenarnya cewek yang bersama aku kemarin itu cewek yang kamu jodohin sama aku dia veby karena dia suka sama aku dan dia juga sahabat terbaik kamu. Tapi kamu tak tahun kalau aku… aku…. Aku suka kamu sha…., aku inget waktu aku menyatakan perasaan aku dan tiba-tiba dispresi histeris dan berteriaaakk.. I missed my the best friend….tapi sekarang aku udah certain semuanya ke Veby dan akhirnya dia memahami perasaan aku.. akhirnya kita putus….. maafkan aku sha aku salah… aku tahu aku salah….” Cerita lelaki itu secara panjang lebar membuat keheningan di antara mereka.
“FADLI…..”
cha cha tiba- tiba menyebutka sebuah nama. “makasih kamu udah ingat sama aku…” fadli tersenyum kaku. Keheningan kembali terjadi. “sha….”, fadli melontarkan kata dengan malu-malu. “mmmmmm apa???” Tanya cha cha sambil menyerap sinyal-sinyal yang di maksud. “kalau aku sekali lagi bilang kalau aku suka sama kamu apa kamu mau nerima perasaan aku?” Tanya fadli dengan pandangan serius. “owh oke…..” jawab cha cha dengan pandangan jutex “I’m too…” terdengar suara mobil yang tak begitu asing lagi baginya…. Tiba-tiba keluarlah kedua orang tua cha cha dengan senyuman yang hangat. “mom….. dad….” Teriak cha cha dari kejauhan, akhirnya orang tua cha cha membuka cabang usaha di Indonesia sehingga orang tuanya mulai sekarang tinggal di Indo.
Surprise…. Hari minggu tanggal 21 adalah hari yang paling beruntung buat cha cha.
semenjak hari itu minus mata cha cha semakin berkurang. Di dalam ruang kamarnya yang sunyi cha cha membuka lembar terakhir diary nya yang kosong dan menulisnya dengan tulisan “now… I DON’T MISS IT AGAIN…..” sambil menutup diary nya dia berkata “ I luph 21…”
keesokan harinya ketika cha cha masuk di depan pintu gerbang sekolah. Ada sosok yang beda dari cha cha, cha cha tidak lagi memakai membawa diary dan kaca mata cupunya lagi. Semua hari-harinya penuh ceria seperti anak-anak remaja lainnya.
















Tentang penulis:
Nama: eqha_rs
Bd : 21 January 1995
Pekerjaan: pelajar (SMA N 02 BENGKULU)
For Comment:
e mail :eqha_krendtz@rocketmail.com
twitter: @eqha_rs

*note: maaf cerita ini hanya karangan fiktif belaka apabila ada kesamaan tempat, latar dan tokoh, itu nggak mungkin karena s’muanya hanya imajinasi dari spontanitas saya sendiri, jika ada kesamaan persis brarti anda telah mencontek imajinasi karya saya (ingat..!! mencontek itu tidak kreatif{kcuali terpaksa}).smua gambar di cerpen ini telah memenuhi izin diriku sendiri……. trimzzz