Assalamualaikuum..
Ya
Allah pernah ku ceritakan beribu kali tentangnya, sedari awal ntah kenapa harus
dia. Engkau yang paling mengetahui ya Allah. Dia dating di saat aku tidak
pernah ingin berharap pada manusia lagi. Dia dating di saat aku tidak mau
mengenal yang namanya pacaran lagi. Apa lagi laki-laki itu kenal melalui sosial
media, Engkau yang paling tahu bagaimana aku dengan yang dulu. Aku adalah orang
yang sangat enggan mengenal lelaki pada waktu itu, biar saja mereka mengataiku
sombong tapi itulah caraku untuk menjauhi mereka menjaga diriku dari mereka. Sangking
sakit hatinya, setiap malam dalam tahajud aku berdoa bertahun-tahun “ya Allah dekatkan Aku pada jodohku saja,
jangan pernah diri ini mengharapkan yang bukan ditakdikan untukku. Aku ikhlas,
seikhlas Ridhomu pada setiap langkah hidupku atas takdirMu untuk Agamaku, orang
tuaku dan keturunan-keturunanku kelak yang sholeh dan sholeha”Menghindar
dari omong kosong dan buai-buaian kaum adam. Tapi kenapa ya Robbi, ketika dia
dating awalnya sama saja aku memperlakukan dia dengan yang lainnya, Dengan
sombongnya aku.
Dan
ternyata dari awal, dia memperlakukanku dengan baik dengan sopan. Tak
sedikitpun kata kata modus dari ketikan jarinya, ntah jika di hatinya hanya
Engkau yang Maha Mengetahui ya Allah.
Dia memiliki adab yang baik. Dia menyukai menulis dan aku juga, dia
ingin tahu bagaimana tulisan-tulisanku dan bagaimana caraku menulis. At the
moment bagiku itu penambahan ilmu yang baik, dia membutuhkan ilmu begitupun
aku. Saling menambah ilmu, aku tertarik bertukar pikiran dengannya, terbukalah
satu per satu kunci ketidakpercayaanku padanya. Bahwasanya Allah S.W.T meninggikan orang-orang yang berilmu beberapa
derajat, penerimaan ilmu yang baik tidak lepas dengan adab yang baik pula.
Semakin
jauh, dia meminta no hp ku.. dan ku berikan. Lagi pula dia hanya ingin bertukar
pikiran pikirku. Terkadang sikapku masih saja mengabaikannya, sebenarnya itu
adalah rasa was-was aku tidak ingin jika sampai terbawa perasaan dengannya.
Benar jika dia mengira jika dengannya aku banyak ragu, PADA AWALNYA.
Masalah
satu persatu kian dating, terlebih lagi ketika aku digeluti rasa cemburu yang
ntah timbul dari mana. Cemburu itu sangat tidak nyaman. Aku berpuasa menahan
diri atas ketidaknyamanan hatiku, ku harap bisa mencemburui RAbb ku saja.
Tetapi malah pada kenyataannya, ini berlangsung terus menerus, semakin
mantaplah ibadahku karena hal itu yang ntah darimana asalnya. Berulang kali
doa-doa yang sama terucap dari dia sebelum ku kenal hingga sekarang, tidak
pernah aku memihak doa hanya saja doa telah bertambah jaga dia, permudahkanlah
urusan-urusannya untuk agamanya orang tuanya dan setiap jalan yang ia tempuh
atas ridhomu akan takdirmu ya Allah ya Robbi. Terus menerus pada sepertiga
malamku. Sebenarnya, aku mengenal dia justru di waktu-waktu sepertiga malam itu
ketika aku telah menyelesaikan urusan tahajudku biasanya aku menyempatkan diri
belajar untuk mengingat jerih payah orang tuaku, pada waktu-waktu aku
menggunakan media internet pada jam-jam Allah mengkhusyukkan diriku menambah
ilmu, aku mengenalnya di saat itu, mungkin dia tidak mengerti kenapa aku selalu
membalas pesannya pada jam itu.
Seiring
berjalannya waktu, dekat semakin dekat. Aku tertekan dengan rasa ini rasa ingin
memiliki yang sebenarnya belum boleh, sering kali aku coba melupakan dia
bertahun tahun tapi tidak bisa. Bahkan lucunya dia pernah aku blockir, karena
mengacaukan fokusku. Semakin tertekan semakin dekat pula pada Rabbku,
selajutnya semakin istiqomah hingga sekarang. Doa-doa yang sama terus ku
lafaskan, aku selalu mendoakan doa-doa terbaik untuknya, agamanya, keluarganya.
Selalu dalam keadaan dia tertekan maupun tidak tertekan semoga Allah meridhoi
setiap jalan yang dia pilih. Doaku tentang jodohku kelak ntah siapa masih sama,
tidak memihak, tidak memaksakan harus dia. Padahal Aku tidak pernah menuntut
dia untuk harus jadi, tidak ada pemaksaan, setakdirnya saja. Dengan demikian
semakin mantaplah khusnuzon ku, aku selalu mendoakan yg terbaik untuk jodohku
kelak, aku ingin melupakannya betahun tahun tidak bisa, “bagaimana mungkin aku
bisa melupakannya, sedangkan dia mengikatku dalam doa-doa terbaiknya dan Allah
Ridhoi itu”.
Semakin
lama rasa ingin melupakannya yang tak pernah kunjung bisa, menjadi ikhlas ntah
dengan siapa nantinya, kunikmati rasa ini ntah sebagai cobaanku semata, aku
jalani atas ridho Allah. Seiring berjalannya waktu dan dewasanya aku. Aku tidak
terlalu focus dengan rasa ini, tetapi aku focus pada takdir Allah semata
walaupun memang tidak bisa dihilangkan rasa ini hingga sekarang. Aku ikhlas
menunggu.
Penalaranku
semakin jauh, dari tahun 2015 hingga sekarang sudah ada 8 lelaki yang
mendekatiku, dari mantanku yang mencoba mendekatiku lagi, teman keluh kesahku,
teman-teman kampusku, bahkan orang-orang yang ingin perkenalkan dari keluarga
besar untuk didiperjodohkan denganku. Tidak sama sekali mengubah keyakinanku
sedikitpun. Aneh memang aneh, ini benar-benar cobaan yang Allah berikan. Malah
salah seorang dari mereka yang terbaik kusandingkan namanya bersama dia sebagai
dua pilihan sholat istiqorohku, dan hasilnya sama, malah semakin yakin menolak
ajakan taaruf orang itu. Aneh ya Allah, tapi Engkaulah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.
Akan
tetapi aku tidak lelah dalam istiqoroh, belum puas rasanya dalam jawaban “ya
atau tidak” dari Allah. Meski dari Awal aku sudah berdoa “tolong Lupakanlah dia
jika dia bukan jodohku, dekatkan pada yang jodohku saja”, tapi malah semakin
aku berdoa semakin yakin, istiqoroh lagi istiqoroh lagi, sampai berbagai macam
doa aku coba menghapalnya dalam istiqorohku. Allah tahu yang terbaik, Allah
Maha Baik. Jika memang nantinya dia memang jodohku tetapi Allah tidak
mempercepat halalnya kami, itu artinya waktunya belum baik, mungkin dia masih
memiliki beban yang harus diselesaikan dan begitupula aku yang harus tetap
yakin memperbaiki diri istiqomah, belajar berumah tangga dan belajar mendidik
anak. Aamiin ya Robbal’alamiin..
Terimakasih
teman-teman telah mendengarkan singkat cerita versi hidupku, tidak sabar ingin
rasanya mendengarkan cerita yang berbeda dari teman-teman shalihah. Semoga
Allah melindungi setiap jalan yang kita pilih atas ketetapanNya. Aamiin ya
Robbal’alamiin.. mohon maaf jika banyak penulisan yang salah ataupun kata yang
berbelit belit karena memang cerita ini murni spontanitas J
Di
bawah ini saya cantumkan doa istiqoroh , semoga bermanfaat bagi sahabat
shalihah sekalian.
Alloohumma
innii astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudrotik, wa as-aluka min
fadhlikal adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa
anta ‘alaamul ghuyuub.
Alloohumma
in kunta ta’lamu anna haadzal amro khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa
‘aaqibati amrii faqdurhu lii wayassirhu lii tsumma baariklii fiih.
Wa in kunta
ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati
amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdur lil khoiro haitsu kaana tsumma
ardlinii.
Artinya:
Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu
(untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu
sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan
aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha
Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah,
jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini untukku, dalam agamaku, kehidupanku,
dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku,
kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan jika
Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dalam agamaku,
kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan
jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun,
kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.
Wassalamualaikum..
Bengkulu,
21 Agustus 2018
BerkasTinta
(Eka)