Selasa, 21 Agustus 2018

MENUNGGU UJUNG


  Assalamualaikuum..            


Ya Allah pernah ku ceritakan beribu kali tentangnya, sedari awal ntah kenapa harus dia. Engkau yang paling mengetahui ya Allah. Dia dating di saat aku tidak pernah ingin berharap pada manusia lagi. Dia dating di saat aku tidak mau mengenal yang namanya pacaran lagi. Apa lagi laki-laki itu kenal melalui sosial media, Engkau yang paling tahu bagaimana aku dengan yang dulu. Aku adalah orang yang sangat enggan mengenal lelaki pada waktu itu, biar saja mereka mengataiku sombong tapi itulah caraku untuk menjauhi mereka menjaga diriku dari mereka. Sangking sakit hatinya, setiap malam dalam tahajud aku berdoa bertahun-tahun “ya Allah dekatkan Aku pada jodohku saja, jangan pernah diri ini mengharapkan yang bukan ditakdikan untukku. Aku ikhlas, seikhlas Ridhomu pada setiap langkah hidupku atas takdirMu untuk Agamaku, orang tuaku dan keturunan-keturunanku kelak yang sholeh dan sholeha”Menghindar dari omong kosong dan buai-buaian kaum adam. Tapi kenapa ya Robbi, ketika dia dating awalnya sama saja aku memperlakukan dia dengan yang lainnya, Dengan sombongnya aku.
Dan ternyata dari awal, dia memperlakukanku dengan baik dengan sopan. Tak sedikitpun kata kata modus dari ketikan jarinya, ntah jika di hatinya hanya Engkau yang Maha Mengetahui ya Allah.  Dia memiliki adab yang baik. Dia menyukai menulis dan aku juga, dia ingin tahu bagaimana tulisan-tulisanku dan bagaimana caraku menulis. At the moment bagiku itu penambahan ilmu yang baik, dia membutuhkan ilmu begitupun aku. Saling menambah ilmu, aku tertarik bertukar pikiran dengannya, terbukalah satu per satu kunci ketidakpercayaanku padanya. Bahwasanya Allah S.W.T  meninggikan orang-orang yang berilmu beberapa derajat, penerimaan ilmu yang baik tidak lepas dengan adab yang baik pula.
Semakin jauh, dia meminta no hp ku.. dan ku berikan. Lagi pula dia hanya ingin bertukar pikiran pikirku. Terkadang sikapku masih saja mengabaikannya, sebenarnya itu adalah rasa was-was aku tidak ingin jika sampai terbawa perasaan dengannya. Benar jika dia mengira jika dengannya aku banyak ragu, PADA AWALNYA.
Masalah satu persatu kian dating, terlebih lagi ketika aku digeluti rasa cemburu yang ntah timbul dari mana. Cemburu itu sangat tidak nyaman. Aku berpuasa menahan diri atas ketidaknyamanan hatiku, ku harap bisa mencemburui RAbb ku saja. Tetapi malah pada kenyataannya, ini berlangsung terus menerus, semakin mantaplah ibadahku karena hal itu yang ntah darimana asalnya. Berulang kali doa-doa yang sama terucap dari dia sebelum ku kenal hingga sekarang, tidak pernah aku memihak doa hanya saja doa telah bertambah jaga dia, permudahkanlah urusan-urusannya untuk agamanya orang tuanya dan setiap jalan yang ia tempuh atas ridhomu akan takdirmu ya Allah ya Robbi. Terus menerus pada sepertiga malamku. Sebenarnya, aku mengenal dia justru di waktu-waktu sepertiga malam itu ketika aku telah menyelesaikan urusan tahajudku biasanya aku menyempatkan diri belajar untuk mengingat jerih payah orang tuaku, pada waktu-waktu aku menggunakan media internet pada jam-jam Allah mengkhusyukkan diriku menambah ilmu, aku mengenalnya di saat itu, mungkin dia tidak mengerti kenapa aku selalu membalas pesannya pada jam itu.
Seiring berjalannya waktu, dekat semakin dekat. Aku tertekan dengan rasa ini rasa ingin memiliki yang sebenarnya belum boleh, sering kali aku coba melupakan dia bertahun tahun tapi tidak bisa. Bahkan lucunya dia pernah aku blockir, karena mengacaukan fokusku. Semakin tertekan semakin dekat pula pada Rabbku, selajutnya semakin istiqomah hingga sekarang. Doa-doa yang sama terus ku lafaskan, aku selalu mendoakan doa-doa terbaik untuknya, agamanya, keluarganya. Selalu dalam keadaan dia tertekan maupun tidak tertekan semoga Allah meridhoi setiap jalan yang dia pilih. Doaku tentang jodohku kelak ntah siapa masih sama, tidak memihak, tidak memaksakan harus dia. Padahal Aku tidak pernah menuntut dia untuk harus jadi, tidak ada pemaksaan, setakdirnya saja. Dengan demikian semakin mantaplah khusnuzon ku, aku selalu mendoakan yg terbaik untuk jodohku kelak, aku ingin melupakannya betahun tahun tidak bisa, “bagaimana mungkin aku bisa melupakannya, sedangkan dia mengikatku dalam doa-doa terbaiknya dan Allah Ridhoi itu”.
Semakin lama rasa ingin melupakannya yang tak pernah kunjung bisa, menjadi ikhlas ntah dengan siapa nantinya, kunikmati rasa ini ntah sebagai cobaanku semata, aku jalani atas ridho Allah. Seiring berjalannya waktu dan dewasanya aku. Aku tidak terlalu focus dengan rasa ini, tetapi aku focus pada takdir Allah semata walaupun memang tidak bisa dihilangkan rasa ini hingga sekarang. Aku ikhlas menunggu.
Penalaranku semakin jauh, dari tahun 2015 hingga sekarang sudah ada 8 lelaki yang mendekatiku, dari mantanku yang mencoba mendekatiku lagi, teman keluh kesahku, teman-teman kampusku, bahkan orang-orang yang ingin perkenalkan dari keluarga besar untuk didiperjodohkan denganku. Tidak sama sekali mengubah keyakinanku sedikitpun. Aneh memang aneh, ini benar-benar cobaan yang Allah berikan. Malah salah seorang dari mereka yang terbaik kusandingkan namanya bersama dia sebagai dua pilihan sholat istiqorohku, dan hasilnya sama, malah semakin yakin menolak ajakan taaruf orang itu. Aneh ya Allah, tapi Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Akan tetapi aku tidak lelah dalam istiqoroh, belum puas rasanya dalam jawaban “ya atau tidak” dari Allah. Meski dari Awal aku sudah berdoa “tolong Lupakanlah dia jika dia bukan jodohku, dekatkan pada yang jodohku saja”, tapi malah semakin aku berdoa semakin yakin, istiqoroh lagi istiqoroh lagi, sampai berbagai macam doa aku coba menghapalnya dalam istiqorohku. Allah tahu yang terbaik, Allah Maha Baik. Jika memang nantinya dia memang jodohku tetapi Allah tidak mempercepat halalnya kami, itu artinya waktunya belum baik, mungkin dia masih memiliki beban yang harus diselesaikan dan begitupula aku yang harus tetap yakin memperbaiki diri istiqomah, belajar berumah tangga dan belajar mendidik anak. Aamiin ya Robbal’alamiin..
Terimakasih teman-teman telah mendengarkan singkat cerita versi hidupku, tidak sabar ingin rasanya mendengarkan cerita yang berbeda dari teman-teman shalihah. Semoga Allah melindungi setiap jalan yang kita pilih atas ketetapanNya. Aamiin ya Robbal’alamiin.. mohon maaf jika banyak penulisan yang salah ataupun kata yang berbelit belit karena memang cerita ini murni spontanitas J
Di bawah ini saya cantumkan doa istiqoroh , semoga bermanfaat bagi sahabat shalihah sekalian.

Alloohumma innii astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudrotik, wa as-aluka min fadhlikal adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alaamul ghuyuub.
Alloohumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii faqdurhu lii wayassirhu lii tsumma baariklii fiih.
Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdur lil khoiro haitsu kaana tsumma ardlinii.

Artinya: 
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.








                                                                                                       Wassalamualaikum..
Bengkulu, 21 Agustus 2018

        BerkasTinta (Eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar